(berdasarkan cerita nyata)
Awal
aku tahu nama mu itu dari suara mulut orang ke mulut orang lain. Kau begitu
sosok yang selalu diceritakan, kau selalu menjadi pusat pembicaraan kebanyakan
orang disekitarku. Aku menjadi penasaran dengan sosok dirimu. Setiap nama mu
terdengarku dibicarakan teman-teman ku, aku selalu berusaha untuk menjadi
pengikuti mu dalam cerita mereka,walau meski aku tidak mengenal persis wajah
mu.
Pernah berharap dapat mengenali
mu lebih dalam lagi. Untuk memastikan semua apa yang dibicarakan orang tentang
mu selama ini. Rasa penasaran itu semakin menguat dalam hati terutama dalam
pikiran ku ini. Walaupun kesempatan kecil untuk bertemu dengan mu tapi aku akan
berusaha mengenal sosok dirimu, sedikit guman ku dalam pikiran ini.
Aku berusaha menanyakan kepada semua
teman-teman ku tentang dirimu. Dan aku juga meminta teman untuk menunjukkan sosok
dirimu. Hingga akhirnya, Aku pun sudah melihatnya langsung. Aku terus melihatmu
untuk menyakinkan bahwa benar apa yang selama ini orang bicarakan tentang mu. itu
memang BENAR.
Kau begitu mengagumkan, kau
begitu menenangkan dan menyejukan mata. ketika kulihat mata dan wajahmu
terdapat dunia yang baru. Terpikir oleh ku untuk berusaha mengenalmu lebih
dalam, sehingga aku mulai memberanikan untuk menanyakan nama dan kabar mu.
Menanyakan keberadaan mu dan kondisi mu. Aku begitu senang dengan sahutan mu
yang hangat padaku.
Nur, nama yang indah. Sangat
sesuai dengan wajah dan tata krama nya. Gadis cantik yang membuat aku tergoda. Segala
usaha aku lakukan untuk bisa bersama dan atau melihatmu. Walaupun sering kali
waktu kita selalu tidak bisa bersama karna jadwal mata kuliah yang berbeda.
Tapi aku lakukan semua yang bisa untuk dapat melihatmu dan berada dekat
disamping mu.
Pendekatan pun aku lakukan. Hari
demi hari, minggu berlalu minggu dan hingga bulan bertambah bulan. Aku
beranikan diri untuk mengajak mu ke suatu tempat yang sudah lama aku persiapkan
dan waktu yang sudah aku tentukan. Lokasi nya pun sangat jauh dari keramaian
kota dan di alam terbuka. Aku sudah mencari-cari di internet lokasi ini
berhari-hari dan aku menemukan tempatnya. “Pantai Romantis” adalah tempatnya.
Tempat itu merupakan pilihan terbaik karna dia juga suka alam terbuka dan apa
lagi ada pantainya, cetusku.
Bulan ini merupakan bulan yang
penuh kasih sayang,ini bulan Februari. Semua orang terkhusus yang memiliki
kekasih sudah pada sibuk menyiapkan hadiah buat pacar yang disayangi. Semua
toko-toko, Mall dan Supermaket dipenuhi dengan penjualan Kue Coklat atau Boneka
Babi merah jambu dan juga ada bunga
plastic yang didesain dan dibentuk dengan apik dan menarik.
Aku tidak begitu mempermasalahkan
dengan warna atau bentuk hadiah yang aku berikan padanya. Aku hanya berfikir
yang mana wanita sukai pada umumnya pasti dia pun juga menyukainya jadi aku
membelikannya Coklat. Coklat yang paling banyak disukai rasanya.
Semua sudah terkumpul dan
direncanakan. Aku berharap dia bisa menjadi kekasih hatiku. Untuk bisa menenami
hari-hariku, untuk bisa juga berbagi cerita, keluh kesal dan canda tawa ini
bersama mu.
Hingga di tanggal yang telah ditentukan
tiba, dengan semangat aku memastikan semua nya berjalan dengan baik. Mulai
dengan mengecek peralatan, memastikan sepeda motor dalam keadaan prima,
memastikan baju dan celana sudah rapi dan bersih, hingga tidak lupa deodorant
aku kenakan.
Handphone pun berbunyi, ada
sebuah sms datang dan aku segera membaca isinya, “adek tunggu dikost ku ya bang.” Langsung saja aku membalas sms itu
“iya dek.” Tak lupa juga aku mengajak
satu teman ku untuk bersama-sama pergi ke pantai itu, dia sih sudah punya
pacar, dia lebih dulu mempunyai kekasih hati daripada aku. Aku mengajak temanku
agar suasana nanti tidak begitu canggung.
Laju roda motor ku dan deru mesin
serta asap knalpot ku sudah baik, tidak ada masalah dengan motor ini. Aku pun
langsung menambah kecepatan lajunya dan langsung menuju kost dia, Nur.
10 meter dari kost nya aku sudah
melihatnya berdiri menunggu di depan kost. Sengaja aku membunyikan klakson agar
dia menoleh kepada ku. Soalnya aku senang melihat wajahnya apalagi senyumnya.
Aku berhenti tepat didepan kost nya. “sudah
siap dik” tanyaku. Dia pun langsung menjawab “sudah bang. Sudah lama aku menunggu disini bang”.
Ayo, pegang abg yang kuat ya. Jangan sampai terjatuh ya” canda ku
padanya. Dia pun tersenyum manis dan dengan menundukkan kepala. Kita ketempat
teman abg dulu, biar kita sama berangkatnya ke pantai. Dia hanya menggangguk
kepala ke atas dan ke bawah.
Tepat
pukul 09.00, kami berangkat dari kota Medan menuju lokasi pantai di daerah kabupaten
Deli serdang. Di sepanjang perjalanan, kami hanya sedikit berbicara dan hanya
yang perlu saja. Tepat pukul 11.15 kami belum juga tiba di pantai tersebut. sudah
terlalu lama dan sering berhenti di jalan, untuk membeli bekal nanti. Taklama Akhirnya kami pun sampai tujuan, dan
aku langsung mencari lokasi parkir untuk menyandarkan motor ini ditempat aman.
Juru parkir pun memanggil saya dengan pluit-nya, dan mengarahkan aku ke suatu
tempat dan tepat di pojok bangunan kecil bertuliskan Pos Security.
Dua tugu tinggi berdiri kokoh
menyambut kami dengan tulisan SELAMAT DATANG DI PANTAI ROMANTIS. Deburan air
yang berlomba-lomba saling berkejar-kejaran untuk menghampiri tepi laut. Pasir
putih yang berkilau karna terkena paparan sinar matahari. Angin pantai yang
lembut menghampiri kami, terkhususnya Nur,dia terlalu sibuk menata rambutnya
yang mulai acak-acakan karna angin berhembus kencang. Hehehehe..
Kain merah muda banyak menghiasi
pohon-pohon sekitar pantai. Pemondokkan dibuat indah dan tertata rapi di tambah
dengan dedaun-daunan kecil melingkari dan dibentuk mengikuti pemondokan itu.
Pihak pengelola juga tidak lupa membentuk lukisan hati dari kayu rotan yang
dapat menambah keindahan dan romantisnya tempat ini.
Aku sesekali memperhatikan Nur,
yang dengan mata yang berbinar-binar, dimana dia menyukai tempat ini. Dia
sangat senang sekali,itu sangat jelas tergambar sesekali dari senyumnya dan
memejamkan mata sambil menghirup udara pantai. Dia begitu menikmati suasana ini.
“kita sewa satu pemondokkan ini
ya dik” ucapku. Dan dia menyahut setuju. Setelah itu aku menarik tangannya ke
tepi pantai. Aku terus menerus menatap matanya dan membawanya merasakan
langsung air laut yang dingin tersebut. Sesekali kaki kami berjalan mundur menjauhi
air yang mencoba mengejar kami.. Dia langsung meyiramku dengan percikkan air
dari tangannya, Aku membalasnya. Kamipun basah kuyup dengan sekejap. Lelah
hingga tergelatak di bibir pantai.
Tak lupa kami berfoto-foto
bersama untuk dijadikan kenangan. setiap sudut dan tempat di pantai itu ada
foto kami berdua. Di bibir pantai ada, di pasir pantai ada, di pohon besar dan
rindang juga ada, di akar pohon juga ada bahkan diparkiran juga ada dan tak
lupa di tempat ukiran hati itu berdiri kami pun berfoto. Aku terdiam sejenak, Setelah
itu aku mulai memegang tangannya dengan erat dan menatap matanya. Dia terdiam
dan mengikuti setiap langkah yang aku arahkan. Hingga kami berdua berhenti
tepat di samping ukiran hati tersebut. Aku meraih tangan yang satu lagi dan
menatap nya penuh kenyakinan hati. Aku beranikan diri untuk ucapkan “Aku Mencintai mu Nur, Mau kah kau menjadi
Pacar ku?”. Nur hanya terdiam dan
melihat keseriusan perkataan ku dari pancaran mata ini. Dia hanya diam dan
terdiam hingga lebih dari 1 menit. Aku mengulangi perkataan yang sama “Mau kah kau menjadi Pacar ku?”.
“Beri aku waktu satu minggu untuk menjawabnya” ucap Nur. Sedikit
terkejut dan tidak tahu mau bilang apalagi karna jawabannya harus menunggu
lagi, padahal sudah terlalu jauh hari aku menunggu waktu yang tepat ini. Tapi
aku harus menunggu nya. Aku pun mengganggukkan kepala sambil berkata, “baiklah dik, abang tunggu pun jawabannya
dan abang harap jawaban yang terbaik”.
Akupun berinisiatif membuat tawa
dan canda bersama dia dan teman ku yang lain agar tidak terlalu kaku suasana.
Aku mulai dengan buat lelucon ringan dan membuat sebuah cerita yang ringan. Dan
juga membuat kerajaan dari pasir pantai. Hingga waktu sudah mulai sore, jam
sudah menunjukkan pukul 16.00, kami langsung segera mungkin meninggalkan tempat
tersebut,agar tidak terlalu larut malam
sampai di Medan.
Sekali lagi aku memegang tangannya
untuk mengajak pulang dan mengarahkan ke parkiran. Mesin motor ini berbunyi dan
kami melaju perlahan. Satu menit sudah berlalu, kami sudah jauh meninggalkan
pantai tersebut. Ini kali pertama aku ke pantai tersebut dengan membawa seorang
wanita yang aku cintai. Tersenyum kecil aku mengingatnya dan aku merasakan
angin yang berhembus, tangannya tepat disampingku dan merangkulku denagan erat.
Pelan-pelan bang, aku takut! Ucap Nur sambil memperkuat
genggamannya di tubuhku. Segera mungkin aku mengurangi kecepatan laju motor
ini. Aku pun merasakan ketakutannya dan aku berusaha membuat cerita agar dia
lupa akan rasa takutnya. Tawa yang keras sesakali aku dengar dari dia, dia
begitu bahagia dengan cerita yang aku buat. Dia bahagia.
Jam 06.00 sore kami sampai di
kota Medan. Aku langsung mengantarnya di depan kost dan sambil mengucapkan
jangan lupa makan sebelum istirahat nanti. Aku langsung menambah kecepatan laju
motor dan pamit pulang dari dia. Aku selalu menantikan hal seperti ini.
Esok harinya, aku selalu menyapa
dia lewat aplikasi social media. Jangan lupa sarapan ya…. Itu isinya kukirimkan
untuk dia
Jangan lupa makan siang ya, ini
juga ku kirimkan saat waktunya makan siang.
Jangan lupa makan malam ya, itu
juga aku kirimkan saat siang berganti malam.
Semua tidak ada respon, semua
pesan seperti tidak terkirim dan tidak ada yang membacanya. Atau aku salah
nomor tujuan. Tapi sudah aku pastikan semua nya benar dan sesuai. Hingga
beberapa hari aku selalu mengabarinya. Aku tetap memberikan dan mengingatkan
dia. Aku masih menunggu.
No Respon, tidak ada balasan,
tidak ada panggilan masuk, itu semua
dari dia tidak ada. Aku masih tetap berusaha. Masih menunggu kabar dari dia.
Tapi, aku mulai bosan juga, mulai jenuh juga menunggu, aku mulai tidak sabar.
Sepertinya terlalu lama menunggu jawabannya. Hingga pada akhirnya aku mencari
yang baru. Aku mulai mendekati wanita yang baru. Saat itu aku mulai menyukai
seorang wanita lain. Aku mulai mendekatinya, dan mulai mengenalinya. Aku sudah
terbiasa dengan dia walau perlahan-lahan.
Wanita itu berbeda dengan Nur.
Dia memiliki rasa tanggung jawab dan lebih menarik bagiku. Setiap pesan yang
aku kirimkan,sesegera mungkin aku mendapatkan balasan dari dia. Setiap
kata-kata lelucon aku berikan, dia mengirimkan emotikon yang tertawa, setiap
kata-kata motivasi aku berikan padanya, dia membalas dengan kata semangat.
Hubungan ini pun diketahui oleh Nur,
dia marah besar padaku, dia kecewa dengan ku. Aku berusaha untuk menjumpainya. Aku
coba menghubungi dia tapi tidak pernah diangkat. Pesan tidak pernah dibalas.
Dia mengetahui hubungan itu dari teman terdekatnya. Dia sudah mengetahui semua
kelakuanku selama ini.
Aku terus berusaha untuk bisa
berjumpa dan menjelaskan semuanya. Aku berusaha menghubunginya dan kirim pesan
berulang kali. Hingga suatu saat dia mau jumpa dengan ku. Aku pun langsung
menjumpainya. Dia pun mau memaafkan ku setelah apa yang aku jelaskan dan dia
mau menerima kesalahanku. Lega.
Aku jadian dengan dia. Dia
menerimaku. Aku mulai merasakan indahnya dunia. Aku sering tertawa. Aku sering juga senyum tanpa
ada sebab. Aku sering tertawa terbahak-bahak. Aku telah kehilangan akal sehat.
Dunia sudah tidak berputar sesuai porosnya. Hampir setiap saat handphone ini
berbunyi dan sms selalu berdatangan, itu semua dari dia. Nur.
Setiap pagi pesan-pesan yang
mengingatkan ku untuk sarapan selalu datang dari dia. Aku memiliki semangat
hidup yang selalu memperhatikan ku. Aku sering kena marah jika aku terlambat
menjemputnya. Aku sering tertawa bersama dia saat menonton film yang lucu dan
kocak. Aku juga pernah sedih dan menangis saat dia nangis.
2 bulan sudah, Tapi masa itu
tidak terlalu lama aku lalui. akhir-akhir ini dia mulai sibuk dengan
kesendiriannya. Aku seperti kembali dengan diri sendiri. Handphone ini selalu
terdiam, tidak bordering dan tidak ada tulisan namanya dilayar. Kalaupun
handphone ini berbunyi, tapi bukan dari dia. Aku sendiri sibuk dengan sms,
mengotak-atik namanya, mencoba menghubungi dia tapi tidak diangkat. Aku sering
kontak dia melalui facebook tapi tidak ada respon juga.
Kecewa dan kesal itu yang ada di
dalam hati dan pikiran ini. Tidak ada respon yang cukup lama dari dia. Dia
sepertinya tidak menganggap aku ada. Akhirnya dia menghapus kontak pertemanan
di social media. Aku tidak mau menerima sikapnya seperti ini terus menerus. Aku
pun akan cuek dan tidak perduli lagi semua tentang dia. Aku bosan.
Tapi aku juga tidak tahan di
cuekin. Sama sekali tidak ada kabar dari dia. Aku berusaha menghubungi dia
kembali tapi tidak diangkat. Aku kirim pesan dari facebook juga tidak dibalas.
Aku kirim pesan singkat juga tidak ada hasil. Akhirnya aku minta PIN Blackberry
Massenger nya dari teman dekatnya. Akhirnya dia menerima permintaan pertemanan itu.
Aku langsung menanyakan posisi keberadaannya, aku juga langsung meminta untuk
langsung bertemu, tapi dia tidak` mau bertemu. Aku selalu bertanya kepadanya,
kenapa sikapnya berubah kepadaku.
Komunikasi pun hanya sebatas dari
pesan social media saja. Dia tidak mau berjumpa denganku. Aku selalu
memperhatikannya dari jauh. Kala itu saat di kampus aku melihatnya dan berusaha
untuk menghampirinya tapi dia lari menghindar dariku.
Tidak ada komunikasi yang dulu
semangat, rayuan, mesra, canda, peduli dan nasehat. Semua hanya sekedar kata
belaka. Semua terbuang dan terbawa air yang mengalir. Tidak ada sempat membuat
rencana masa depan yang indah bersama. Dia berubah.
Saat ini, tidak ada kata putus ,
dia hanya berkata kita jalani masing-masing saja. Aku sibuk dengan kesendirian
ku dan dia sibuk dengan dunianya. Walau komunikasi tetap, tapi tidak pernah
sekalipun berjumpa untuk membahas hubungan ini. Tidak ada lagi tertawa bersama
atau kenangan bersama. Aku harus mengejar mimpi yang telah aku rencanakan,
melakukan apa yang aku sukai. Tinggal kenangan.
Kalau sudah selesai hubungan ini,
semoga kita tetap berteman dengan baik seperti aku mengenali mu pertama kali.
Pinta ku dalam hati.
Terimakasih buat narasumber yang sudah berbagi ceritanya.
artikel ini sudah mendapat ijin dari narasumber.
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar yang baik dan bijak dan berpendidikan.
jika ada komentar kamu berkaitan SARA, ETNIS dan tidak BERETIKA yang baik maka akan dihpus.
terima kasih